Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Verba dan Jenis-Jenisnya


Verba dan Jenis-Jenisnya



Secara sintaksis satuan gramatikal dapat diketahui berkategori verba dari perilakunya dalam satuan yang lebih besar. Maksudnya dikatakan berkategori verba hanya dari perilakunya dalam frase. Dalam hal kemungkinannya satuan itu didampingi pertikel tidak dalam konstruksi dan dalam hal tidak dapat didampinginya satuan itu dengan partikel di-, ke-, dari, atau dengan partikel seperti sangat, lebih, atau agak.
A.    Dari bentuknya verba dapat dibedakan sebagai:
(1)   Verba dasar bebas, verba yang berupa morfem dasar bebas. Contohnya makan, duduk, mandi, minum, pergi, pulang, tidur, lari, jalan.
(2)   Verba turunan, verba yang sudah mengalami afiksasa, reduplikasi, gabungan proses atau berupa paduan leksem.
a.       Verba berafiks; contohnya ajari, bernyanyi, bertaburan, bersentuhan, ditulis, jahitkan.
b.      Verba bereduplikasi; contohnya bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan, marah-marah, pulang-pulang
c.       Verba berproses gabung; contohnya bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, bersama-sama.
d.      Verba majemuk; contohnya cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.

B.     Dari banyaknya nomina yang mendampinginya, verba dapat dibedakan menjadi:
(1)   Verba intransitive yaitu verba yang menghindarkan obyek. Diantara  verba intransitive terdapat sekelompok verba yang berpadu dengan nomina, misalnya alih bahasa, campur tangan, cuci mata, bersepeda, bersepatu. Terdapat juga sekelompok verba yang tidak  bisa bergabung dengan prefix me-, ber-  tanpa mengubah makna dasarnya. Dalam tata bahasa tradisional verba semacam itu disebut kata kerja aus.
Contohnya:
Ada, balik (=kembali), bangkit, bangun, benci akan, cinta akan, datang, diam (=tidak bergerak), duduk, gugur
(2)   Verba transitif yaitu verba yang bisa mempunyai atau harus mendampingi obyek. Berdasar banyaknya obyek, verba transitif dibedakan menjadi:
a.       Verba monotransitif yaitu verba yang mempunyai satu obyek.
Contoh: saya menulis surat
              subyek          obyek
b.      Verba bitransitif yaitu verba yang mempunyai dua obyek.
Contoh: Ibu        memberi  adik                           kue
              Subyek                  obyek tak langsung   obyek langsung
c.       Verba ditransitif yaitu verba transitif yang obyeknya tidak muncul.
Contoh: Adik sedang makan

C.     Dilihat dari hubungan verba dengan nomina, verba dapat dibedakan:
(1)   Verba aktif yaitu verba yang subyeknya berperan sebagai pelaku, biasanya berprefiks me-, ber-, atau tanpa prefiks.
Contoh;
Ia mengapur dinding
Saya makan nasi

Apabila ditandai oleh sufiks  –kan, maka verba itu bermakna benefaktif atau kausatif.
Contoh:
Ibu memasakkan  kami makanan

Apabila ditandai oleh sufiks ­–I, maka verba bermakna lokatif atau refetitif.
Contoh:
Pak tani menanami sawah
Adik menyirami bunga

(2)   Verba pasif yaitu verba yang subyeknya berperan sebagai penderita, sasaran, atau hasil. Biasanya diawali dengan prefiks di- atau ter-. Apabila ditandai dengan prefiks ter- yang berarti ‘dapat di’ atau ‘tidak dengan sengaja’ maka verba itu bermakna perpektif.
Contoh:
Adik dipukuli ayah
Buku itu terinjak olehku

 Pada umumnya verba pasif dapat diubah menjadi verba aktif, yaitu  dengan afiksnya.
Contoh:
Adik disayangi ayah – ayah menyayangi adik

(3)   Verba anti-aktif yaitu verba yang tidak dapat diubah menjadi verba aktif, dan subyeknya merupakan penanggap (yang merasakan, menderita, mengalami).
Contoh:
Ibu kecopetan di bis (yang tidak berasal dari ‘X mencopet ibu’)
Kakinya terantuk batu
(4)   Verba anti-pasif yaitu verba aktif yang tidak dapat diubah menjadi verba pasif.
Contoh:
Ia  haus akan kasih sayang
Pak tani bertanam singkong

D.    Dilihat dari interaksi antara nomina pendampingnya, verba dibedakan menjadi:
(1)   Verba resiprokal yaitu verba yang menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak, dan perbuatan tersebut dilakukan dengan saling berbalasan. Kedua be;ah pihak terlibat perbuatan.
Beberapa bentuk verba resiprokal.
1.      Ber + calon verba yang mempunyai sifat resiprokal.
Contoh: berkelahi, berperang.
2.      Ber + verba dasar + an
Contoh: bersentuhan, berpegangan, bertolongan, bersamaan.
3.      Ber + reduplikasi verba dasar + an
Contoh: bermaaf-maafan, bersalam-salaman, bersahut-sahutan.
4.      Saling me + verba dasar +i
Contoh: saling memberi, saling memukul, saling membenci, saling memaki, saling mengampuni.
5.      Buku + verba dasar
Contoh: baku hantam, baku tembak, baku piara
6.      Verba dasar1 + me + verba dasar2
Contoh: tolong-menolong
7.      Reduplikasi verba + an
Contoh: cubit-cubitan
8.      Saling ter + verba dasar
Contoh: saling tertarik
9.      Saling ke + verba dasar + an
Contoh: saling kehilangan
10.  me + verba + i/-kan­ + satu sama lain
Contoh: mencintai satu sama lain, memaafkan satu sama lain

(2)   verba non-resiprokal yaitu verba yang tidak menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak dan tidak saling berbalasan.

Dilihat dari sudut referensi argumenya, verba dapat dibedakan menjadi:
(1)   verba refleksif yaitu verba yang kedua argumennya mempunyai referen yang sama. Ada dua bentuk:
-          yang berprefiks ber-, dan nominanya berpadu dengan prefiks itu.
Contoh: bercermin, bercukur, berdandan, berdiang, berhias, berjemur
-          yang berprefiks me- bersufiks –kan dan berobyek diri
contoh: melarikan diri, membaringkan diri
(2)   verba non-refleksif yaitu verba yang kedua argumennya mempunyai referen yang berlainan.

E.     Dilihat dari sudut hubungan identifikasi antara argumen-argumennya, verba dapat dibedakan menjadi:
(1)   Verba kopulatif yaitu verba yang mempunyai potensi untuk ditanggalkan tanpa mengubah konstruksi predikatif yang bersangkutan.
Contoh: adalah, merupakan
(2)   Verba ekuatif yaitu verba yang mengungkapkan ciri salah satu argumenya.
Contoh: menjadi, terjadi dari, berdasarkan, berasaskan, berlandaskan, berjumlah.

F.      Verba telis dan verba atelis.
Verba telis menyatakan bahwa perbuatan tuntas atau bersasaran, sedangkan verba atelis menyatakan bahwa perbuatan belum tuntas atau belum selesai.
Contoh:






Pak tani menanam padi     


Paktani bertanam padi

Ia menukar pakaian itu 

Ia bertukar pakaian 





G. Verba Perfomatif dan Verba konstatatif
(1)   Verba performatif yaitu verba dalam kalimat yang secara langsung mengungkapkan pertuturan yang dibuat pembicara pada waktu mengujarkan kalimat.
Contoh: berjanji, menanakan, menyebutkan, mengucapkan
(2)   Verba konstatatif yaitu verba dalam kalimat yang menyatakan atau mengandung gambaran tentang suatu peritiwa.
Contoh: menembaki, menulis, dan lain-lain.
Kalimat yang mengandung verba performatif mempunyai potensi untuk diberi kerangka kalimat yang lebih besar. Kalimat yang mengandung verba konstatif tidak berperilaku demikian.

        H. Perpindahan Kategori
Dilihat dari bentuknya, disamping bentuk dasar dan turunan verbal murni, terdapat pula verba yang berasal dari kategori lain; verba demikian ialah:
Verba denominal, yaitu verba yang berasal dari nomina:
Berbudaya; berduri; berguna; berkata; bertelur; memahat;  membatu;  mencambuk










Verba deajektival, yaitu verba yang berasal dari adjektiva:

Melicinkan; mempercepat; menepati; menggemuruh;  menghina










Verba deadverbial, yaitu verba yang berasal dari adverbial:

Bersahaja
Memungkinkan
Menyangat
Bersungguh –sungguh
Mengagak
Menyudahi
melebih
Mengurang









Catatan :
Ada sekelompok verba turunan yang dapat bergabung dengan kata sangat, agak, lebih, amat, dan sebagainya. Dan maknanyabersangkutan dengan emosi atau kiasan, seperti : menyenangkan, membenci, memalukan, bersalah, terpukul, terpesona. Karena ciri tersebut, golongan verba ini tertumpang tindih dengan ajektiva.

Posting Komentar untuk "Verba dan Jenis-Jenisnya"