Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Zat Pemanis Pada Makanan



Zat Pemanis Pada Makanan



Pemanis merupakan salah satu zat aditif makanan. Berdasarkan sifatnya, zat aditif dibagi menjadi dua, yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan. Pemanis ditambahkan ke dalam makanan untuk memberi rasa manis. Pemanis juga digolongkan menjadi dua, yaitu :
1.      Pemanis Alami
Pemanis alami yang biasa digunakan sehari-hari adalah gula tebu (Sukrosa), gula merah ,  dan madu. Penggunaan pemanis alami aman bagi kesehatan. Namu, bagi penderita diabetes (kencing manis) dan obesitas (kegemukan) tidak dianjkurkan menggunakan gula alami karena dapat meningkatkan kadar gula dan menambah berat badan.
2.      Pemanis Buatan
Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan sebagai pengganti gula, terutama oleh produsen makanan. Hal tersebut karena harga pemanis buatan yang lebih murah dan lebih manis dibandingkan dengan pemanis alami.
Pemanis buatan mempunyai nilai kalori yang rendah atau tidak mengandung kalori sama sekali. Pemanis ini digunakan pada berbagai produk makanan dan juga dalam diet penderita diabetes. Pemanis buatan yang biasa digunakan antara lain :
a)      Sakarin
Tingkat kemanisannya kira-kira 300-500 kali lebih manis dibandingkan gula tebu. Penambahan sakarin yang berlebihan menyebabkan timbulnya rasa pahit.  Untuk menghindari rasa pahit, biasanya sakarin digunakan bersama dengan siklamat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sakarin dapat menyebabkan kanker kandung kemih pada hewan percobaan.
b)      Siklamat
Tingkat kemanisannya 30 kali lebih manis dibandingkan gula tebu. Di Amerika Serikat, siklamat telah dilarang untuk dikonsumsi sejak tahun 1970 setelah suatu penelitian menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan kanker pada hewan percobaan.
c)      Sukralosa
Tingkat kemanisannya kurang lebih 600 kali gula tebu. Sejauh ini sukralosa masih dinyatakan aman. Salah satu keunggulan sukralosa adalah tahan panas sehingga tingkat kemanisannya yang diperoleh tidak menurun.
d)      Aspartam
Tingkat kemanisannya kira-kira 160-200 kali lebih manis dibandingkan gula tebu. Aspartam disebut juga gula jagung. Aspartam merupakan pemanis sintesis yang dinilai lebih aman. Aspartam digunakan sebagai pemanis dalam permen dan berbagai jenis makanan olahan, tetapi tidak digunakan dalam minuman ringan. Aspartam kehilangan kemanisannya jika disimpan dalam jangka waktu lama. Aspartam digunakan pula oleh penderita diabetes mellitus.
e)      Asesulfam K
Tingkat kemanisannya 200 kali lebih manis dibandingkan gula tebu. Asesulfam K dapat meningkatkan derajat kemanisan makanan bila dicampur dengan pemanis lain. Sama seperti aspartam, asesulfam K dinilai sebagai pemanis yang lebih aman.
f)       Sorbitol
Tingkat kemanisannya 0,6 kali lebih manis dibandingkan gula tebu. Sorbitol banyak digunakan pada produk makanan kemasan. Sorbitol aman bagi gigi karena di dalam mulut tidak terurai sehingga pemanis buatan ini sering digunakan sebagai salah satu bahan tambahan pada pasta gigi. Namun, pemakaian sorbitol yang berlebihan dapat menimbulkan diare.

Saya juga kasih tips buat kalian supaya mempermudah mengingat pemanis buatan diatas. Saya membuat rumus singkatan, yakni 4S 2A , singkatan itu terdiri dari 5S, yaitu Sakarin, Siklamat, Sukralosa, dan Sorbitol serta dari 2A, yaitu Asesulfam K dan Aspartam.
Saya juga tidak lupa memberikan tambahan ilmu. Tambahannya adalah pemanis buatan lainnya adalah P-4000 dan dulsin.  Namun, P-4000 tidak digunakan lagi karena mempunyai efek toksik (racun). Adapun dulsin yang sudah dilarang penggunaannya karena terbukti dapat menyebabkan kanker (karsinogenik).
Sekian dari saya yang dapat saya bagikan, semoga bermanfaat dan sampai jumpa pada postingan saya berikutnya. Good bye!

Posting Komentar untuk "Zat Pemanis Pada Makanan"