Kisah Kancil : Mencari Keadilan
Mencari Keadilan
Pada zaman dahulu, seekor tupai tinggal
dalam rongga batang pohon untuk jangka waktu yang lama. Ia sangat menyenangi
tempat tinggalnya.
Pada suatu hari, ia meninggalkan
sarangnya untuk mencari makan dan akhirnya ia menemukan sebatang pohon kelapa.
“Kelapa adalah makanan kesukaanku.” katanya. Dengan
segera ia memanjat pohon kelapa itu dan mulai menyantap buahnya. Tupai kecil
itu sangat saying untuk meninggalkan buah kelapa di pohonnya selama beberapa
hari.
Akhirnya, buah-buah kelapa itu habis semuanya.
“Baiklah aku pulang sekarang.” ia berpikir, “Aku sudah lama meninggalkan
sarangku.”
Namun, ketika tupai itu pergi, seekor tikus kecil
dan kacita telah menempati sarangnya dalam rongga kayu tersebut. Ketika sang
Tupai kembali, ia sangat kaget menemukan
tikus menempati rumahnya. “Apa yang kamu lakukan di sarangku?” Tanya Tupai
dengan marah.
“Apa maksudmu mengatakan sarangmu? jawab si Tikus.
“Tempat ini kosong ketika aku datang.”
“Aku pergi untuk tinggal pada sebatang pohon kelapa
untuk sementara. Itu bukan berarti memberimu hak untuk pindah ke sarangku.
Sekarang kamu lebih baik keluar sebelum aku benar-benar marah.” teriak si
Tupai.
“Aku tidak peduli apakah kamu marah ataupun tidak.
Aku tidak akan meninggalkan sarangku ini.” kata sang Tikus kecil.
Mendengar pertengkaran antara tupai dan tikus kecil
itu, semua binatang berkumpul mengelilinginya.
“Sudahlah, kalian jangan rebut-ribut begini.” kata
seekor rusa
“Lalu apa yang harus kami lakukan?”
“Mengapa kalian tidak menyuruh seorang hakim saja untuk
memutuskan siapa yang berhak atas sarang ini?” kata sang Rusa
“Itu gagasan yang baik.” kata Tupai dan Tikus
bersamaan.
Kemudian mereka berdua mencari seorang hakim yang
adil kemana-mana. Namun, pada akhirnya mereka berpapasan dengan seekor kucing.
Ia kelihatannya sangat tua dan terpelajar.
“Bagiku ia tampaknya seperti seekor kucing yang
bijaksana. Ayo kita minta kepadanya untuk menyelesaikan masalah pertengkaran
kita ini!” kata sang Tupai.
“Ah..., jangan! Nanti kita berdua dapat
dimangsanya.”
Si Kucing mendengarkan pembicaraan si Tupai dan si
Tikus “Di sini kesempatanku makan besar.” pikirnya. Ia pun cepat-cepat menutup
matanya berpura-pura sedang berdoa.
“Menurutku kucing ini tampaknya kucing suci. Aku tak
yakin ia akan menyakiti kita.” ucap Tupai.
“Ya! Lihatlah betapa khusuknya ia berdoa” kata si
Tikus.
“Mohon maaf tuan, sudikah tuan menyelesaikan
pertengkaran kami?” ucap si Tupai dan si Tikus besamaan.
Si Kucing tua membuka matanya dan berkata, “Ya,
kebajikan membantuku untuk memutuskan siapa yang benar dan siapa yang salah.
Ceritakanlah masalah kalian berdua!”
Lalu si Tupai dan si Tikus mulai memberitahu sang
kucing apa yang telah terjadi. “Aku sangat tua. Aku tak dapat mendengar dengan
jelas. Dapatkah kalian sedikit lebih mendekat.” ucap si Kucing licik. Tupai dan
tikus bergerak sedikit mendekati kucing.
“Aku masih belum dapat mendengar apapun. Cobalah
lebih mendekat lagi!” kata si Kucing. Tupai dan tikus yang dungu itu bergerak
lebih mendekat lagi pada sang Kucing dan sebelum mereka menyadari apa yang
terjadi, sang Kucing menerkamnya dengan cakar dan segera menyantapnya. Itulah
akibat suka bertengkar, keduanya sama-sama celaka.
*****
Posting Komentar untuk "Kisah Kancil : Mencari Keadilan"